KOMPAS.com – Sebuah exoplanet (planet di luar Tata Surya) yang ditemukan astronom memberikan informasi baru yang mengejutkan. Exoplanet tersebut terletak di konstelasi Pisces, 640 tahun cahaya dari Bumi.
Planet yang terbuat dari gas tersebut dinamakan WASP-76b. Planet tersebut berevolusi mengelilingi bintangnya dengan waktu hanya 1,8 hari.
Satu hal yang paling unik dari planet ini adalah suhunya yang ekstrem, mencapai 2.400 derajat Celcius.
Baca juga: Peneliti Temukan Gelembung Es, Bisakah Ungkap Kehidupan di Exoplanet?
Melansir Science Alert, Jumat (13/3/2020), pada siang hari temperaturnya sangat panas sehingga bisa membuat besi di permukaannya menguap. Kemudian pada malam hari, suhunya cukup dingin sehingga butiran besi pun turun ke permukaannya.
“Satu hal yang bisa dipastikan, planet ini hujan besi saat malam,” tutur ahli astrofisika dari University of Geneva, David Ehrenreich.
WASP-76b pertama kali ditemukan astronot pada 2016, yang disebut sebagai “hot Jupiter”. Dari segi massa, beratnya tidak semasif Jupiter namun karena terbuat dari gas planet ini berukuran lebih besar. WASP-76b berukuran sekitar 1,8 kali Jupiter.
Baca juga: Exoplanet dengan Lautan Magma Bisa Memakan Langit Sekitarnya
Planet ini juga berukuran hanya 5 juta kilometer dari bintang tempatnya berevolusi. Bintang itu sendiri lebih besar dan lebih panas dibanding Matahari. Tepatnya sekitar 1,5 lebih berat, 1,8 kali lebih besar, dengan suhu 6.329 Kelvin (suhu Matahari adalah 5.778 Kelvin).
Dengan jarak sedekat itu dan bintang yang sepanas itu, WASP-76b disebut tidally locked. Ini adalah fenomena di mana planet tidak berotasi. Satu sisi planet selalu menghadap Matahari (siang), sementara sisi satunya lagi selalu malam.
Hal ini sama dengan Bulan yang tidally locked dengan Bumi.
Baca juga: Buru Exoplanet, Badan Antariksa Eropa Luncurkan Teleskop Luar Angkasa
Satu sisi WASP-76b selalu memiliki tempertur 2.400 derajat Celcius, sementara sisi satunya lagi sekitar 1.500 derajat Celcius. Ini adalah exoplanet terpanas yang pernah ditemukan astronom sepanjang sejarah.
Untuk melihat adanya hujan besi ini, para astronom menggunakan spektroskop dengan disperse tinggi untuk menganalisa cahaya pada bagian ujung planet.
Mereka menemukan bahwa saat hari berganti malam, terdapat cahaya yang berasal dari hujan besi di salah satu sisinya.
“Observasi ini menunjukkan bahwa hujan besi terlihat di atmosfer pada sisi planet siang hari,” tutur ahli astrofisika Maria Rosa Zapatero Osorio dari Centre for Astrobiology, Spanyol.
Dengan adanya penemuan ini, para astronom sedang mencari planet-planet lainnya yang memiliki fenomena hujan besi. Mereka berharap besar pada James Webb Space Telescope yang rencananya akan diluncurkan tahun depan.
https://news.google.com/__i/rss/rd/articles/CBMieGh0dHBzOi8vd3d3LmtvbXBhcy5jb20vc2FpbnMvcmVhZC8yMDIwLzAzLzEzLzE4MDMwMDQyMy9hc3Ryb25vbS10ZW11a2FuLXBsYW5ldC1zYW5nYXQtcGFuYXMtZGVuZ2FuLWh1amFuLWJlc2ktc2FhdC1tYWxhbdIBeGh0dHBzOi8vYW1wLmtvbXBhcy5jb20vc2FpbnMvcmVhZC8yMDIwLzAzLzEzLzE4MDMwMDQyMy9hc3Ryb25vbS10ZW11a2FuLXBsYW5ldC1zYW5nYXQtcGFuYXMtZGVuZ2FuLWh1amFuLWJlc2ktc2FhdC1tYWxhbQ?oc=5
2020-03-13 11:09:51Z
CAIiEJ5Y9wobO-gdjcYnw4bUc7MqGQgEKhAIACoHCAowiOH_CjCV-PkCMOeGtgY
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Astronom Temukan Planet Sangat Panas, dengan Hujan Besi saat Malam - Kompas.com - KOMPAS.com"
Post a Comment