Transit Merkurius terakhir terjadi pada 8 November 2006 dan 9 Mei 2016. Meski tergolong peristiwa langka, namun transit planet terdekat dengan Matahari ini lebih sering terjadi ketimbang Transit Venus yang terjadi hanya sekitar dua kali dalam satu abad.
Pada peristiwa ini Matahari-Merkurius-Bumi ada pada garis sejajar. Sehingga, Merkurius tampak tengah menyeberangi permukaan Matahari. Ketika diamati dari Bumi, Merkurius akan terlihat seperti titik kecil di Matahari.
Peneliti LAPAN Rhorom Priyatikanta mengatakan fenomena langka ini tidak dapat disaksikan di Indonesia. Rhorom menjelaskan bahwa di saat transit itu terjadi, letaknya sudah tidak mendekati Indonesia.Saat transit terjadi, Indonesia sudah memasuki pukul 19.35 WIB (11/11) dan berakhir pada pukul 01.04 WIB (12/11). Oleh karena itu, fenomena tidak bisa dilihat dari Indonesia.
"Pada saat itu, Matahari sudah berada di bawah ufuk Indonesia. Demikian pula Merkurius," ujar Rhorom saat dihubungi beberapa waktu lalu (30/10).
Namun Rhorom menjelaskan peristiwa langka ini bisa disaksikan lewat internet. Sebab, beberapa observatorium dunia melakukan siarang langsung peritiwa ini.
NASA khusus memberikan tautan https://mercurytransit.gsfc.nasa.gov agar semua masyarakat di berbagai belahan Bumi dapat mengikuti peristiwa langka tersebut. Selaint itu Instituto de Astrofisica de Canarias juga memberikan tautan khusus untuk menyaksikan peristiwa ini (https://www.iac.es/en), seperti dikutip Antara, Senin (11/11).
[Gambas:Video CNN]
Transit akan terjadi setidaknya selama 5,5 jam, berakhir pada saat planet tersebut meninggalkan piringan Matahari sekitar 1806 UTC, berlanjut bergerak keluar melalui korona sekitar 30 menit
Ungkapan Transit disematkan pada planet yang berada di antara Bumi dan Matahari. Artinya, hanya Merkurius dan Venus yang bisa terlihat sedang melewati Matahari dari Bumi.
Selain Indonesia, negara Alaska, sebagian besar Asia, dan Australia tidak akan bisa melihat transit Merkurius.
Sama seperti Gerhana Matahari, penonton transit harus menggunakan pelindung untuk mencegah sinar langsung matahari yang dapat menyebabkan kerusakan mata permanen.
Merkurius yang notabene planet terkecil di tata surya kita, hanya akan menjadi titik kecil di matahari, sehingga NASA merekomendasikan untuk menggunakan teleskop dengan filter.
(jnp/eks)
https://www.cnnindonesia.com/teknologi/20191111174845-199-447408/transit-merkurius-fenomena-langka-13-kali-dalam-100-tahun
2019-11-11 11:07:16Z
52781891749348
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Transit Merkurius: Fenomena Langka, 13 Kali dalam 100 Tahun - CNN Indonesia"
Post a Comment