TEMPO.CO, Jakarta - Peneliti Departemen Teknik Mesin Universitas Utah, Amerika Serikat menemukan metode yang bisa mengubah kelebihan panas, misalnya dari prosesor ponsel, menjadi energi dalam bentuk daya tambahan baterai.
Temuan itu diterbitkan dalam makalah berjudul "A Near-Field Radiative Heat Transfer Device" dalam jurnal Nature Nanotechnology.
"Kita dapat mengekstraksi panas dari prosesor menggunakan perangkat, begitu mengekstrak panas itu, kita mengubahnya menjadi radiasi dan mengubahnya menjadi listrik yang dapat (dimasukkan) kembali ke baterai dan meningkatkan masa pakai baterai," ujar Mathieu Francoeur, seperti dikutip laman Ksl, Ahad, 28 Juli 2019.
Francoeur, bersama John DeSutter dan Lei Tang, mengatakan, penemuan mereka bisa menghasilkan lebih banyak listrik dari panas. Mereka menciptakan chip silikon yang dikenal sebagai perangkat yang bisa mengubah lebih banyak radiasi termal, atau panas, menjadi listrik.
Penelitian baru ini dapat merintis jalan untuk membantu energi yang terbuang menjadi sumber daya listrik tambahan. Dua per tiga dari energi yang dikonsumsi di AS setiap tahun, kata Francoeur, terbuang sebagai panas.
"Mesin kendaraan, laptop, perangkat seluler, dan lemari es adalah contoh hal-hal yang memanas karena terlalu sering digunakan," tutur Francoeur. "Alat ini menangkap kelebihan panas untuk menghasilkan energi yang bisa menjadi peningkatan signifikan bagi konsumen dan industri."
Francoeur ingin melihat teknologi garapannya bisa diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari lima tahun ke depan. "Tidak ada yang bisa memancarkan radiasi lebih dari batas blackbody," katanya. "Tapi ketika kita pergi ke skala nano, kamu bisa."
Peneliti menentukan batas hitam teoretis untuk seberapa banyak energi yang dapat dihasilkan dari radiasi termal. Francoeur dan rekan-rekannya mampu menunjukkan bahwa mereka dapat melampaui batas khas blackbody untuk menghasilkan lebih banyak daya dengan perangkat dua permukaan silikon yang berdekatan.
Tim ini menghasilkan chip 5 kali 5 milimeter, seukuran penghapus pensil, menggunakan dua wafer silikon yang dipisahkan oleh celah nanoscopic yang tebalnya sekitar 100 nanometer, atau seperseribu diameter rambut manusia. Chip ditempatkan dalam ruang hampa, lalu dipanaskan di satu sisi dengan sisi lain didinginkan menciptakan fluks panas yang mampu menghasilkan listrik.
"Pada dasarnya Anda dapat meningkatkan masa pakai baterai Anda hingga 50 persen," kata dia. "Panas merusak kinerja telepon Anda, jadi jika Anda mengekstrak panas itu, Anda memasukkan tenaga listrik itu kembali ke baterai Anda."
Francoeur mengatakan suatu hari dia membayangkan menggunakan teknologi seperti itu tidak hanya untuk mendinginkan perangkat portabel seperti laptop atau smartphone. Tapi juga untuk menyalurkan panas ke masa pakai baterai yang meningkat.
Keuntungan tambahan dengan teknologi akan meningkatkan kehidupan prosesor komputer dengan menjaganya tetap dingin. Ini, kata Francoeur, akan menghemat energi.
"Anda memasukkan panas kembali ke sistem sebagai listrik," kata Francoeur. "Saat ini, kita hanya membuangnya ke atmosfer. Ini memanaskan kamar Anda, misalnya, dan kemudian Anda menggunakan (AC) Anda untuk mendinginkan kamar Anda, yang menghabiskan lebih banyak energi. "
NATURE NANOTECHNOLOGY | KSL
https://tekno.tempo.co/read/1230237/ilmuwan-as-menyulap-panas-di-perangkat-menjadi-sumber-energi
2019-07-30 08:22:37Z
CBMiYGh0dHBzOi8vdGVrbm8udGVtcG8uY28vcmVhZC8xMjMwMjM3L2lsbXV3YW4tYXMtbWVueXVsYXAtcGFuYXMtZGktcGVyYW5na2F0LW1lbmphZGktc3VtYmVyLWVuZXJnadIBX2h0dHBzOi8vdGVrbm8udGVtcG8uY28vYW1wLzEyMzAyMzcvaWxtdXdhbi1hcy1tZW55dWxhcC1wYW5hcy1kaS1wZXJhbmdrYXQtbWVuamFkaS1zdW1iZXItZW5lcmdp
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Ilmuwan AS Menyulap Panas di Perangkat Menjadi Sumber Energi - Tempo.co"
Post a Comment