Kecanduan manusia akan ponsel pintar telah memunculkan berbagai konsekuensi. Baik terhadap psikis maupun fisik. Kini peneliti menemukan, menggunakan ponsel berlebihan bisa menumbuhkan tulang.
Coba raba bagian belakang leher, tepat di bawah tengkorak kepala. Jika terasa sebuah benjolan kecil, mungkin Anda termasuk segelintir orang yang punya "tulang baru".
Menurut para peneliti dari University of the Sunshine Coast di Queensland, Australia, tulang tersebut muncul karena posisi kepala yang terus-terusan menunduk menatap gawai berlayar kecil. Mereka bilang, kondisi ini lebih banyak terjadi pada orang-orang muda daripada mereka yang sudah lebih berumur.
Penelitian ini laik jadi perhatian. Pasalnya, orang Indonesia termasuk yang paling sering berponsel ria kala mengakses media sosial.
Indonesia, adalah negara ketiga yang durasi penggunaan media sosialnya paling tinggi di dunia. Rata-rata kita mengakses media sosial 3 jam 23 menit setiap hari. Belum lagi ditambah dengan waktu yang dihabiskan untuk bekerja di depan komputer.
Namun, benarkah tulang tumbuh ini seperti tanduk?
Riset yang jadi bahasan ini dirilis pada 2018. Akan tetapi, laporan BBC beberapa pekan lalu lah yang membuat topik ini kembali mengemuka.
Dalam laporan penelitian itu, para periset mengemukakan sebuah pertanyaan, "Sebuah pertanyaan penting adalah apa yang akan terjadi di masa depan bagi populasi dewasa muda dalam penelitian kami, ketika perkembangan proses degeneratif terbukti dalam tahap awal kehidupan mereka?"
Bagaimana kebiasaan berponsel bisa menumbuhkan tulang? Faktanya tidak se-mengerikan itu.
Semua berawal pada tahun 2016. Para Profesor University of the Sunshine Coast, David Shahar dan Mark Sayers menemukan, sekitar 40 persen dari 218 orang berusia 18 hingga 30 tahun, mengalami pertumbuhan tulang di dekat pangkal tengkorak. Ini disebut "tonjolan oksipital eksternal yang membesar" atau EEOP.
Berdasarkan temuan itu, dalam studi 2018 mereka mengamati hasil pemindaian sinar-X 1.200 orang berusia 18-86. Dalam penelitian itu, sepertiga dari rontgen menunjukkan adanya pertumbuhan.
Orang berusia 18 hingga 30 tahun adalah kelompok usia yang paling mungkin mengalami EEOP. Para peneliti semula menyangka orang yang lebih tua lah yang punya kecenderungan mengalami kondisi ini. Nyatanya justru sebaliknya.
Secara teori, leher dan bagian belakang kepala bisa jadi cukup tegang hingga memicu pertumbuhan tulang di tendon dan ligamen sekitarnya. Ini terjadi manakala orang terus-menerus menundukkan kepala untuk melihat layar, alih-alih memegang gawai agar posisi kepala dan leher bisa tetap tegak seperti saat duduk.
Namun, kedua penelitian tersebut tidak ada yang benar-benar memasukkan faktor penggunaan ponsel oleh partisipan riset. Alhasil, mereka tidak bisa menarik kesimpulan konkret tentang apakah benjolan tulang tersebut disebabkan oleh penggunaan ponsel.
Hipotesis tersebut dikemukakan para peneliti hanya berdasarkan demografi pengguna gadget yang paling sering.
Maka dari itu, menyebut tulang tumbuh ini sebagai "tanduk" rasanya sedikit berlebihan. Apalagi, dalam studi terbaru disebutkan, tulang yang tumbuh berukuran antara 1 hingga 3 sentimeter saja.
Penting untuk diketahui, perubahan bentuk tengkorak kepala diketahui sudah kerap terjadi sebelum temuan ini. Umumnya dialami kaum pria, dan biasanya pada kelompok usia yang lebih tua, walau ada juga orang muda yang mengalaminya.
Sebuah makalah tahun 2017 mencatat, pertumbuhan oksipital adalah hal normal. Meskipun terkadang menyakitkan, dan sering muncul pada masa akhir remaja karena percepatan pertumbuhan. Tulang tumbuh juga bisa muncul di bagian tubuh lain dari ujung kepala hingga ujung kaki.
"Benjolan itu bukanlah masalahnya, benjolan itu adalah pertanda postur buruk berkelanjutan, yang sebenarnya bisa diperbaiki dengan cukup sederhana," kata Sayers yang meneliti tulang tumbuh.
Seperti diketahui kemudahan berteknologi juga bisa memicu gangguan kesehatan.
Misal, fenomena text neck yang membuat otot leher tegang karena posisi menunduk terus-terusan. Tak hanya itu, banyak orang mengalami sakit punggung setelah seharian bekerja di depan laptop.
Itu mengapa, menjaga postur adalah hal yang mendesak. Selain itu, praktik peregangan tubuh juga diperlukan.
https://beritagar.id/artikel/berita/tulang-tumbuh-akibat-getol-berponsel
2019-06-23 08:51:00Z
CBMiSGh0dHBzOi8vYmVyaXRhZ2FyLmlkL2FydGlrZWwvYmVyaXRhL3R1bGFuZy10dW1idWgtYWtpYmF0LWdldG9sLWJlcnBvbnNlbNIBTGh0dHBzOi8vYmVyaXRhZ2FyLmlkL2FydGlrZWwtYW1wL2Jlcml0YS90dWxhbmctdHVtYnVoLWFraWJhdC1nZXRvbC1iZXJwb25zZWw
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Tulang tumbuh akibat getol berponsel - BeritagarID"
Post a Comment