Seperti dilansir AFP, Jumat (28/6/2019), dalam misi bernama 'Dragonfly' ini, sebuah helikopter drone akan diluncurkan ke Titan pada tahun 2026 dan diperkirakan akan mendarat di Titan tahun 2034 mendatang.
Nantinya, helikopter drone buatan NASA itu akan diterbangkan tanpa manusia ke puluhan lokasi di permukaan Titan yang dipenuhi es. Kondisi permukaan Titan diketahui memiliki atmosfer substansial dan dipandang oleh para ilmuwan, ekuivalen dengan kondisi Bumi pada era sangat awal.
"Mengunjungi dunia lautan yang misterius bisa merombak apa yang kita ketahui soal kehidupan di jagad raya ini," kata administrator NASA, Jim Bridenstine.
Seperti yang dilansir Space.com nama Titan sendiri diambil dari mitologi Yunani. Titan adalah para dewa yang lebih tua yang mengendalikan alam semesta, sebelum Olimpian berkuasa. Titan pertama kali ditemukan oleh seorang astronot Belanda bernama Christiaan Huygens pada tahun 1655. Pada 2004, European Space Agency (ASE) melakukan misi pendaratan pertama di Titan. Objek pendaratan buatan tersebut lantas dinamai The Huygens, guna menghormati jasa Huygens.
Dari pendaratan tersebut, diketahui atmosfer Titan kebanyakan terbentuk dari nitrogen, sama seperti Bumi, namun empat kali lipat lebih padat. Awan dan hujan yang ada di sana mengandung metana -- gas tanpa warna dan tanpa bau yang bisa meledak jika bercampur dengan udara. Titan menjadi bulan yang bisa menjadi objek perbandingan dengan bumi
"Di bulan terbesar Saturnus, Titan, pendaratan Cassini dan Huygens menunjukkan kepada kita salah satu dunia paling mirip bumi yang pernah kita temui, dengan cuaca, iklim, dan geologinya menyediakan kita cara baru untuk memahami planet yang menjadi tempat tinggal kita," seperti yang dikutip dari situs Jet Propulsion Laboratory NASA .
Titan juga merupakan bulan terbesar kedua di Tata Surya kita ini diketahui memiliki lapisan air es yang tebal, yang di bawahnya adalah lautan yang terbentuk oleh air. Lautan bawah tanah di Titan diketahui bisa menyokong kehidupan, sedangkan danau dan lautan hidrokarbon pada permukaannya bisa mengandung bentuk-bentuk kehidupan yang bergantung pada kimia-kimia berbeda.
Titan berjarak 1,4 miliar kilometer dari Matahari, dengan suhu di permukaannya mencapai minus 179 derajat Celsius dan tekanan permukaannya mencapai sekitar 50 persen lebih tinggi dari Bumi. Lalu kenapa Titan kerap jadi tujuan para peneliti antariksa?
Kondisi Titan yang mirip dengan Bumi, membuat Titan punya peluang untuk menjadi habitat manusia di masa depan kelak. Bahkan, para ilmuwan antariksa pernah membuat model yang memungkinkan Titan bisa ditinggali. Yakni, misalkan suhu di Titan bisa meningkat, maka kondisinya bisa sama dengan bumi. Sehingga bisa menguntungkan untuk beberapa bentuk kehidupan.
(rdp/rdp)
https://news.detik.com/internasional/d-4604555/nasa-akan-terbangkan-drone-ke-titan-ada-apa-di-sana
2019-06-28 14:38:00Z
52781683490101
Bagikan Berita Ini
0 Response to "NASA Akan Terbangkan Drone ke Titan, Ada Apa di Sana? - detikNews"
Post a Comment